Gak pingin muluk-muluk
Assalamualaikum,
Alhamdulillah musim hujan sudah datang ya.
Lega deh rasanya, lihat tanaman yang mulai mengering... eh seger lagi deh kena air hujan ^_^.
Ngeliat judul kok rasanya seperti curahan hati baru2 ini, udah sih ngadu sama Allah swt.
Alhamdulillah udah ademan juga rasanya.
Well, di mimpi saya ketika menjadi seorang banker tuh, jadi dosen itu rasanya adem kayak disiram air es.
Eh, makin ke sini kok belum menemukan seperti itu, dikiranya ketika memutuskan mengubah haluan dari bidang keuangan ke akademis bisa agak menemukan ketenangan.
Eh eh nya lagi enggak juga. Saya totally menikmati loh menjadi seorang dosen.
Sudah menjadi mimpi saya memberikan kontribusi ilmu dan pengalaman saya kepada mahasiswa.
Sempat berfikir, apakah faktor tdk dapatnya ketenangan dan kenayamanan ini karena pilihan kampusnya atau jangan2 memang dari saya sendiri.
Sempet pingin sih menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan dan ketenangan seorang dosen, trus data yang dikumpulkan mau diolah dengan metode PLS.
Tapi ini kan bukan sedang tesis.
Hi...hi...
Supaya apa coba pakai PLS?
Intinya sih saya ga muluk2, suami kasih kesempatan bisa kuliah S2 lagi di waktu itu, supaya bisa jadi dosen dan segera mencapai karir tertinggi seorang banker yaitu "resign dan berhijrah".
Dan... ga muluk2 kok maunya suami saya (eh saya juga sih), supaya tetap berkontribusi tapi kontribusi penuhnya ya tetaplah ke keluarga.
Mengingat kerasnya hidup saya saat menjadi banker, waktu buat keluarga itu "heaven" sekali.
Sempat menemukan masa dimana, Sang Adek memilih bobok sama Mbak-nya daripada mamanya.
Kembali ke actual condition....
Tapiiiiii.... kok makin kesini saya makin kurang nyaman di akademisi, mungkin kombinasi tempat beserta lingkungan dan saya nya aja yang agak sensitif ^_^.
Seandainya saya bisa bilang kalo saya Gak Muluk-muluk, tapi kok ya ga mungkin.
Saya percaya kalimat ini "If that place is not the best for you, surely Allah SWT will distance it".
Apapun caranya, akan dijauhkan tapi jika itu terbaik, juga akan dengan mudahnya didekatkan.
Yuk mulai ngereview buku aja deh.
Btw pagi ini setelah antar anak2 field trip, saya sempet menuntaskan buku Weeding Agreement-nya Mia Chuz.
Menurut saya bukunya bagus, tapi bukan tipe saya karena saya penyuka tipikal yang menguras otak seperti Tere Liye-Pulang atau 5 cm. Okeee... See you, sehat selalu
Cheers,
Yekti
Alhamdulillah musim hujan sudah datang ya.
Lega deh rasanya, lihat tanaman yang mulai mengering... eh seger lagi deh kena air hujan ^_^.
Ngeliat judul kok rasanya seperti curahan hati baru2 ini, udah sih ngadu sama Allah swt.
Alhamdulillah udah ademan juga rasanya.
Well, di mimpi saya ketika menjadi seorang banker tuh, jadi dosen itu rasanya adem kayak disiram air es.
credit to: http://www.ba-bamail.com/content.aspx?emailid=25857
Eh, makin ke sini kok belum menemukan seperti itu, dikiranya ketika memutuskan mengubah haluan dari bidang keuangan ke akademis bisa agak menemukan ketenangan.
Eh eh nya lagi enggak juga. Saya totally menikmati loh menjadi seorang dosen.
Sudah menjadi mimpi saya memberikan kontribusi ilmu dan pengalaman saya kepada mahasiswa.
Sempat berfikir, apakah faktor tdk dapatnya ketenangan dan kenayamanan ini karena pilihan kampusnya atau jangan2 memang dari saya sendiri.
Sempet pingin sih menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan dan ketenangan seorang dosen, trus data yang dikumpulkan mau diolah dengan metode PLS.
Tapi ini kan bukan sedang tesis.
Hi...hi...
Supaya apa coba pakai PLS?
Intinya sih saya ga muluk2, suami kasih kesempatan bisa kuliah S2 lagi di waktu itu, supaya bisa jadi dosen dan segera mencapai karir tertinggi seorang banker yaitu "resign dan berhijrah".
Dan... ga muluk2 kok maunya suami saya (eh saya juga sih), supaya tetap berkontribusi tapi kontribusi penuhnya ya tetaplah ke keluarga.
Mengingat kerasnya hidup saya saat menjadi banker, waktu buat keluarga itu "heaven" sekali.
Sempat menemukan masa dimana, Sang Adek memilih bobok sama Mbak-nya daripada mamanya.
Kembali ke actual condition....
Tapiiiiii.... kok makin kesini saya makin kurang nyaman di akademisi, mungkin kombinasi tempat beserta lingkungan dan saya nya aja yang agak sensitif ^_^.
Seandainya saya bisa bilang kalo saya Gak Muluk-muluk, tapi kok ya ga mungkin.
Saya percaya kalimat ini "If that place is not the best for you, surely Allah SWT will distance it".
Apapun caranya, akan dijauhkan tapi jika itu terbaik, juga akan dengan mudahnya didekatkan.
Yuk mulai ngereview buku aja deh.
Btw pagi ini setelah antar anak2 field trip, saya sempet menuntaskan buku Weeding Agreement-nya Mia Chuz.
Menurut saya bukunya bagus, tapi bukan tipe saya karena saya penyuka tipikal yang menguras otak seperti Tere Liye-Pulang atau 5 cm. Okeee... See you, sehat selalu
Cheers,
Yekti
Komentar
Posting Komentar